Connect with us

20 Tahun Mengenang Final Fantasy IX, Seri FF Penutup di Akhir Era PS1

Mengenang 20 tahun seri Final Fantasy IX

Best of the Best

20 Tahun Mengenang Final Fantasy IX, Seri FF Penutup di Akhir Era PS1

Tanggal 7 Juli 2000 merupakan waktu yang terasa begitu penting bagi seri Final Fantasy IX. Karena di tanggal tersebutlah seri kesembilan dari Final Fantasy tersebut muncul. Dengan usianya yang kini resmi menginjak 20 tahun lebih 4 hari, para pemain yang ingin kembali mengenang game ini mungkin nampak bisa mulai terenyuh.

Apalagi mengenai kehadirannya yang saat itu betul-betul menutup seri Final Fantasy di konsol PS1, seri Final Fantasy IX merupakan seri game yang bagi sebagian besar fans apabila tidak langsung dicap sebagai yang nomor satu, tetaplah termasuk salah satu seri Final Fantasy terbaik plus tersukses dari keseluruhan franchisenya.

Istilah dari “kembali ke akar” tidak hanya menjadi satu-satunya faktor yang mempertegas kualitas seri tersebut. Mengingat semua kedalaman aspeknya sebagai game JRPG boleh dibilang benar-benar tertata dengan cukup rapi dan solid. Isi dari plot ceritanya pun juga menyimpan suatu daya tarik yang tak kalah memikat.

Dan kami yang sedikitnya pernah menicicipi game ini cukup tertarik untuk coba membagikan sejumlah pencerahan tentang hal-hal yang membuat seri Final Fantasy IX itu begitu spesial.

 

Maksud dari kembali ke akar

Seperti yang sudah kami singgung sebelumnya, seri Final Fantasy ini memang mengambil arah setting yang tidak lagi bernuansa modern seperti seri Final Fantasy VII maupun VIII.

Melainkan justru kembali lagi ke era-era medieval yang dipenuhi oleh berbagai kerajaan, perang, sihir, dan keberadaan “dunia lain”. Alias, juga sangat begitu diinspirasikan sekali dari seri origin Final Fantasy itu sendiri walau sedikit mengambil unsur sci-fi di pertengahan akhir ceritanya.

 

Walau Medieval, tetap miliki desain karakter yang segar

Walau mengadopsi setting dunia yang lebih klasik dari beberapa seri sebelumnya. Bukan berarti bahwa seri ini merupakan seri yang terasa klise. Final Fantasy IX sendiri tetap berhasil menciptakan sebuah inovasi gaya yang cukup segar.

Desain karakter Chibi/cebol yang mereka bawa adalah salah satunya. Membahas tentang protagonisnya saja, di sini kamu pun sama sekali tidaklah berperan sebagai seorang ksatria gagah dengan pedang yang berkilauan.

Karakter yang berciri khas yang seperti itu justru malah ditempatkan sebagai karakter sidekick seperti Steiner. Sementara karakter utamanya sendiri, yakni Zidane, merupakan salah satu anggota kelompok perampok dengan asal usul yang misterius. Simpelnya karena berpenampilan seperti manusia dengan perangai yang lebih ekstrovert, tapi memiliki ekor.

Berbicara tentang karakteristik penampilan, game ini sejatinya banyak menampilkan berbagai macam ras-ras unik di dalam dunianya. Mulai dari yang termasuk manusia tulen, mahluk yang menyerupai kumpulan hewan-hewan antromorfik, sampai ke ras boneka “Black Mage” yang sukses menjadi satu sosok yang ikonik di franchise Final Fantasy.

Dimana kumpulan cast karakter yang menemani Zidane pun juga terwujud dari hal tersebut. Bahkan tokoh Antagonisnya seperti Kuja sendiri malah digambarkan sebagai sosok musuh pria dengan penampilan feminim yang bisa membuatmu tak henti bertanya-tanya.

Battle system klasik, tapi tetap asyik

Dengan kembali ke pakem lama, Final Fantasy IX juga menghadirkan sistem pertarungan turn based ala seri-seri Final Fantasy awal. Tidak lagi bermain dengan 3, game ini kembali membawa format 4 jumlah karakter yang bisa kamu gunakan langsung saat bertarung. Tiap karakter playable-nya pun juga didiferensiasikan lagi secara klasik di dalam bertempur.

Zidane sebagai thief, Garnet sebagai white mage/Summoner, hingga Steiner yang merupakan knight menjadi hal-hal yang paling mudah kamu terka. Sehingga masing-masing dari mereka memiliki sebuah spesialisasi skill, ability, hingga magic yang wajib para pemain utilisasikan sesuai dengan porsinya.

Selain itu, game ini juga memperkenalkan sistem untuk membuka ability baru dengan memanfaatkan penggunaan equipment. Fungsinya seolah benar-benar menyempurnakan penggunaan sistem materia di Final Fantasy VII secara lebih realistik dan menciptakan suatu adiksi baru yang bisa dieksperimenkan oleh para pemain.

 

Tampilkan plot yang menggugah

Cerita Final Fantasy IX

Dimulai dari usaha untuk menculik seorang putri kerajaan yang kebetulan memang berencana ingin kabur dari tempat tinggalnya, Final Fantasy IX menawarkan kisah yang arahnya sama sekali tidak mudah ditebak.

Dari keberadaan seorang ratu yang sangat lapar akan kekuasaan dan sebuah dominasi, terselip sebuah misteri dari motif yang menyebabkan ia menjadi seperti itu. Game ini pun juga menekel isu tentang sejumlah kelompok ras mahluk yang diciptakan secara artificial atas agenda tertentu.

Sehingga dalam beberapa momen, seri ini ikut memberi suatu sudut pandang penting tentang eksistensi sang karakter berdasarkan identitas biologis yang dipegang. Disamping Zidane, sejumlah karakter koleganya tak ayal juga menerima konflik tersebut baik secara serupa maupun berbeda.

Vivi

Karakter Black Mage bernama Vivi sendiri ialah salah satu contoh utama. Ia sendiri disebut-sebut merupakan sang karakter terbaik di dalam serinya. Bahkan tak jarang lebih sering diakui sebagai sang protagonis yang sesungguhnya.

Perjuangan dari awal sampai akhir untuk ikut bersama dengan Zidane dan kawan-kawan, beserta dengan hasil pencapaian akhir yang sudah ia pribadi torehkan untuk para kaumnya telah sukses membuahkan rasa simpatik dari pemain yang sangatlah mendalam.

 

Variasi Mini Game yang tergolong kaya

Final Fantasy IX mini game

Game ini dengan dunia yang dibangun benar-benar cukup mau untuk menjelaskan isi hal yang bisa kamu lakukan di sana. Keberadaan fitur mini game pun menjadi salah satu faktor yang bisa menunjang rasa keimersifan tersebut.

Bila sedang capek meneruskan progress ceritamu di dalam game, Final Fantasy IX membawakan sejumlah permainan alternatif yang dapat memberi sedikitnya rasa refreshment kepada pemain.

Dimulai dari kegiatan menangkap kodok, mencari harta karun di penjuru map bersama Chocobo, menjadi peserta di acara lelang, sampai ke yang paling mendasar seperti permainan lompat tali dan lomba lari.

Belum termasuk pula dengan permainan mini game kartu yang kini ditampilkan dengan mekanisme aturan yang jauh lebih berbeda dari yang sempat dipunyai oleh seri Final Fantasy VIII.

 

Musik yang masih tetap terjaga kualitasnya

Di tangan Nobuo Uematsu, seri Final Fantasy IX masih terasa sebagai seri yang mampu menghadirkan padanan lagu/atau musik dengan kualitas jempolan. Lewat tema yang lebih klasik, musik-musik yang Uematsu bawa dari hampir segala penjuru temanya tetap berhasil mencerminkan sebuah energi serta emosi yang benar-benar bisa cukup dirasakan oleh para pemain.

 

Final Fantasy IX Alexander vs Bahamut

Sekiranya itulah sejumlah kenangan yang bisa kami bagi mengenai kespesialan seri Final Fantasy IX. Sebagai seri yang sudah 2 dasawarsa lamanya menemani para gamer-gamer di era penghujung PS1, adakah pengalaman menarik yang pernah kamu rasakan terhadap seri FF tersebut ?

Bila kamu malah belum pernah memainkan seri ini, kami pun sangat menyarankan agar kalian sebisa mungkin mencobanya. Baik di PC (via Steam), PS4, Xbox One, Switch, hingga iOS dan Android, game ini masih memiliki aksesbilitas yang cukup terbuka untuk kalian beli serta mainkan.

Continue Reading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisement SukaGawai
Advertisement sukasinema

Like Us On Facebook

Trending

Newsletter

Tag

To Top