Connect with us

Mengenal Bloodrayne, Game Vampir Seksi yang Pernah Menggoda di PS2

Game BloodRayne

Best of the Best

Mengenal Bloodrayne, Game Vampir Seksi yang Pernah Menggoda di PS2

Pada tahun 2002 silam, konsol PS2, Xbox, dan Gamecube dulunya sempat dihinggapi satu franchise game action yang terasa nampak begitu menggoda dimainkan. Dan baru sekarang, keberadaan namanya telah ingin coba diangkat lagi lewat IP-nya yang kini telah berganti kepemilikan publisher dari Majesco Entertainment ke Ziggurat Interactive. Belum lagi dengan kepastian rencana untuk meremaster 2 seri game utamanya.

Ialah BloodRayne, game tentang “vampir” ini memang sama sekali bukanlah game yang sangatlah berkontribusi dalam menjadikan konsol PS2 dan sesama generasinya sukses kala itu. Meski begitu, tetap ada daya pikat penting yang sejatinya cukup melekat dari game bikinan Terminal Reality ini. Silahkan kalian simak pembahasan kami berikut.

 

Awal mula

Sebelum membahas lebih jauh, perlu kamu ketahui bahwa game Bloodrayne asalnya dipersiapkan sebagai sekuel dari horor action milik Terminal Reality sebelumnya yang bernama Nocturne (tidak ada hubungan dengan game Shin Megami Tensei).

Game ini terakhir kali rilis pada tahun 1999 untuk platform PC dan sempat dinominasikan sebagai salah game PC bergenre petualangan terbaik kala itu.

Di sana, keberadaan karakter yang penampilannya menyerupai Rayne dilaporkan juga sempat ada di game tersebut dengan memakai nama Svetlana Lupescu. Atas berbagai pertimbangan, pihak publisher yang saat itu menaungi yakni Gathering Developer sama sekali tidak merestui adanya pengembangan dari game Nocturne 2 dan mereka pun (pihak publisher) pada akhirnya bangkrut.

Sosok karakter Svetlana di bagian belakang protagonis dari game Nocturne

Saat nama Terminal Reality diangkat lagi oleh publisher baru seperti Majesco Entertainment, Terminal berinisatif untuk tidak mau menyerahkan begitu saja lisensi game Nocturne kepada mereka dengan alasan karena masih belum percaya.

Sebagai gantinya, sang developer justru mengakali dengan memanfaatkan sekaligus memodifikasi model karakter Svetlana menjadi satu karakter baru di dalam game yang juga baru seperti BloodRayne.

 

Kesan yang sensual

Sosok bloodrayne dalam game

Dengan tema vampir, BloodRayne adalah game yang lumayan membawa suatu kesan sensual namun tetap bisa berasa horor di dalamnya. Sosok Rayne sebagai protagonis memang dilihatkan dengan penampilan yang atraktif.

Desain penampilannya pun bisa mengingatkanmu dengan para jagoan-jagoan wanita dengan pakaian ketat berbahan kulit yang pernah ditampilkan pada era-era awal 2000-an. Bahkan karena kesensualannya itu, ia pernah menjadi jagoan wanita di video game yang menghiasi cover majalah Playboy dengan tampilan *maaf topless.

Kebetulan, sosok Rayne sendiri nampak diinspirasikan sebagai versi wanita dari sosok superhero vampir populer milik komik Marvel seperti Blade. Mengingat secara biologis, ia juga adalah separuh manusia dan separuh vampir atau biasa disebut Dhampir.

Namun berbeda dengan Blade yang biasa beroperasi secara solo, Rayne diketahui tergabung sebagai salah seorang agen di sebuah organisasi khusus.

Tidak hanya untuk Rayne saja, game ini juga ikut menampilkan para karakter wanita vampir, setengah vampir, dan manusia lain yang tidaklah kalah menggoda serta mematikan. Sedangkan untuk karakter prianya juga dibuat terasa mengintimidasi nan psycho.

 

2 game utama dan 1 game yang tak diharap

Tercatat ada 3 seri game yang sejauh ini berhasil diproduksi oleh franchise BloodRayne. Yakni BloodRayne (2002), BloodRayne 2 (2004), dan BloodRayne Betrayal (2011). Seri Betrayal sendiri merupakan seri yang betul-betul berbeda dibandingkan dengan 2 game pendahulunya.

Dikarenakan bahwa genrenya jauh lebih dibuat minimalis menjadi 2D sidescrolling ketimbang sebagai action third-person (3D). Tentu game ketiganya tersebut bukanlah game yang diharapkan para fans walau sejatinya secara respesi tidaklah terlalu jelek.

Ketidakharapan fans/pemain terhadap seri Betrayal diketahui rupanya juga cukup berdampak pada ketiadaan game keempat (Berjudul Bloodrayne: Shroud) yang sempat direncanakan untuk rilis di konsol 3DS. Dimana seri Betrayal sendiri memiliki sebuah raihan hasil penjualan yang sangat berada di bawah ekspektasi.

 

Melawan para “Nazi” di seri pertama

Membicarakan tentang franchise BloodRayne, 2 seri utamanya tentu merupakan hal yang paling biasa dikulik. Sang seri awal benar-benar lebih fokus untuk menceritakan peran profesional Rayne di organisasi bernama Brimstone Society. Organisasi ini biasa berperan untuk menangani berbagai ancaman-ancaman supernatural yang bisa membahayakan umat manusia.

Seri pertama BloodRayne sendiri benar-benar ingin memberikan pesona cerita yang sedikit terasa historikal. Bersetting di tahun 1933, Rayne akan ditugaskan untuk terjun ke sejumlah titik lokasi yang diduga ada sebuah penyalahgunaan praktik supernatural berbahaya.

Entah itu di kota kecil Mortton (Lousiana), Argentina, hingga Jerman, Rayne akan menghadapi para pasukan khusus NAZI bernama G.G.G (Gegengeist Grupe) yang sangat haus ingin mencari sekaligus memanfaatkan kekuatan supernatural demi membuat Jerman menjadi negara yang paling ditakuti di dunia.

 

Seri kedua yang banyak membawa konflik keluarga

Berlanjut ke Bloodrayne 2, seri ini pun akhirnya langsung melangkah ke era tahun 2000-an modern. Sebagai mahluk setengah vampir, Rayne yang secara penampilan masih tetap awet muda berhadapan dengan kelompok sekte vampir bernama Cult of Kagan yang langsung dipimpin oleh ayahnya.

Sang ayah, Kagan bersama dengan para putra, putri, serta bawahan vampirnya berencana untuk memusnahkan seluruh umat manusia. Salah satu cara utamanya, yakni dengan menciptakan sebuah mesin khusus yang dapat membuat mereka (seluruh para vampir jahat) bisa kebal dengan sinar matahari.

 

Gameplay untuk bertempur seperti vampir

Menggabungkan unsur third-person shooter serta hack ‘n slash jadi satu adalah hasil gameplay utama yang ingin disodorkan oleh BloodRayne.

Bila ingin bertarung secara jarak dekat, Rayne sendiri diperlengkapi dengan sepasang bilah kembar yang ditempatkan pada kedua lengannya. Namun di situasi tertentu, para pemain kadang juga perlu untuk memanfaatkan berbagai senjata api seperti pistol, senapan, dan lain-lain dalam bertarung.

Tentu game ini pun juga dikenal memiliki tingkat kesulitan yang bisa cukup menghukum bagi para pemain yang kerap bertindak ceroboh. Khususnya ketika dikeroyok oleh sekelompok musuh bersenjata ataupun monster yang agresif.

Sementara dalam membahas sisi teknis bermainmu sebagai vampir super, Bloodrayne menghadirkan suatu mekanisme unik untuk langsung dapat menggigit leher musuh yang ditarget lalu memulikan health bar dari sana. Dan yang membuatnya terasa ikonik, Rayne melakukannya dalam gerakan pose yang bisa terasa “menggoda” bagi para pemain.

Diluar menggigit, game ini juga ikut menghadirkan mekanisme bertarung keren untuk melambatkan waktu ala Max Payne, hingga berada dalam semacam mode “berserk” untuk mencincang-cincang atau memutilasi tubuh para musuh. Bisa bergerak atau bermanuver secara akrobatik tak ketinggalan ikut menjadi bumbu tambahan yang menguatkan pesona game BloodRayne.

 

Punya versi komik yang menarik serta adaptasi film yang “meh”

Dengan keikonikan dunia serta karakter yang dibangunnya, BloodRayne sempat berhasil melebarkan sayap di dunia komik serta layar lebar. Versi komiknya sendiri boleh dibilang cukup menggugah dengan mengambil posisi sebagai prekuel untuk dua seri gamenya.

Dari tahun 2004 sampai terakhir 2009, franchise game ini sukses mengeluarkan 8 buah komik one-shot (standalone) dan 4 mini seri dalam periode tersebut.

Sementara versi filmnya total hanya diproduksi sebanyak 3 kali saja di tahun 2006, 2007, dan 2010. Sama-sama disutradarai oleh Uwe Boll, ketiganya menjadi film yang tergolong begitu flop. Bahkan film kedua dan ketiganya sampai hanya bisa dipasarkan secara direct-to-DVD. Alias, sama sekali tidak tayang di layar lebar.

 

Gambaran dari masa depan franchisenya

Masa depan game BloodRayne

Dengan hasil resepsi yang didapat, harus diakui Bloodrayne memang bukanlah game yang tergolong mampu dalam menggemparkan jagat dunia konsol maupun PC. Namun, game ini tetaplah punya suatu potensi daya pikat yang pantas untuk dikupas pada penghujung tahun 2020 ini.

Ziggurat Interactive dan Terminal Reality sendiri adalah pihak yang kini tengah memegang nyawa dari  franchise BloodRayne. Mereka berdua sudah mengutarakan janji untuk mau membangkitkan lagi kiprah dari sang vampir seksi tersebut.

Pastinya bertepatan dengan era konsol PS5 serta Xbox Series sudah terlanjur berjalan, tentu ini akan menjadi bentuk penantian lama yang seharusnya cukup begitu berharga untuk kita semua tunggu.

 

Continue Reading

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Advertisement SukaGawai
Advertisement sukasinema

Like Us On Facebook

Trending

Newsletter

Tag

To Top